contoh cerita pendek


Suatu ketika Kirly memandang bukit itu dengan serius. Dia ingat betapa rindunya ia dengan mendiang ayahnya yang sudah meninggal beberapa hari yang lalu. disitu adalah tempat biasanya ia dan ayahnya bermain bersama dan bercengkrama. Sungai yang mengalir di bawahnya adalah tempat dimana biasanya ayahnya memancing untuk lauk mereka berdua. Tak terasa air mata Kirly pun menetes. Ingin rasanya ia berteriak memanggil ayahnya. Tiba-tiba terdengar suara dari belakang memanggilnya.  Cepat-cepatlah ia mengusap air matanya. Ternyata itu  Seli, sahabat karibnya.
“aku turut berbelasungkawa atas kematian ayahmu. Maaf kemarin aku nggak bisa datang, soalnya..”
tiba-tiba Kirly memotong bicara Seli.
“iya nggak papa aku paham”
“trima kasih ya.” Kata Seli. Mereka berdua pun berjalan menuju rumah Kirly yang tak jauh dari tempat itu. Disana Seli dan Kirly duduk bebincang sambil memandang langit-langit rumah yang kusam dan berdebu. Tiba-tiba terbesit di benak Kirly akan suatu ruangan yang sering digunakan ayahnya untuk merenung. Kirly pun dengan cepat masuk ke ruangan itu dan tidak lama Seli pun menyusul di belakangnya.
“Kir, ada apa?”
“aku ingat ini ruangan dahulu sering digunakan ayah untuk merenung dan menyendiri. Ketika ayah dan ibu bertengkar disini biasanya ayah menenangkan diri”
“owh, eh ruangan ini seperti perpus ya..”
“iya, disini juga pemandangannya juga indah. Bukit itu terlihat jelas dari sini. Pantas saja ruangan ini menjadi tempat faforitnya”
“eh Kir.”
“ada apa?”
“ Ini seperti tempat perhiasan, kenapa ada disini ya.”
“mana ku lihat”
“hmm.. wah, ini sebuah buku. Judulnya ‘HOLMES’.”
holmes? Apa artinya?”
nggak tahu, tapi dibawahnya tertulis ‘ketika kamu menyelesaikan suatu hal yang mustahil, maka sisanya adalah hal yang mustahil juga’.” Jantung Kirly langsung berdetak kencang. Ia ingat itu adalah kalimat yang sering disebut ayahnya dahulu. Ayahnya selalu berkata dengan wajah yang kesal dan mata yang memandang ke bawah. Ia semakin penasaran dengan kata itu. Maka dibukalah lembaran pertama buku itu. Dalam hati ia membaca ‘Membuat sesuatu yang tak mudah dengan cekatan akan berakibat hal itu menjadi seperti telapak tangan yang dapat dibalik dengan mudah’. Ia semakin tidak mengerti. Maka dibukalah lembaran kedua. ‘sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin bila kau mempercayainya’. Kirly semakin ingin tahu tentang buku itu, dibukanya lembar demi lembar, tiba-tiba ia melihat gambar sebuah bukit dan sungai serta sebuah rumah lengkap dengan taman. Dan dibawahnya tertulis ‘rumah neraka’. Dia tak mengerti mengapa ayahnya menulis rumah itu sebagai rumah neraka. Dan rumah di buku itu seperti rumahnya sendiri. Apakah ayahnya selama ini tidak senang berada di rumah? Hatinya bertanya-tanya penuh rasa ingin tahu.
“tiin tiin tiin.” Tiba-tiba Suara klakson mobil seli terdengar. Seli pun segera kedepan rumah. Dan Kirly segera menutup buku itu dan menaruhnya ke tempat semula. Di luar rumah, Kirly mengantar seli ke mobilnya.
“jangan pernah menceritakan penemuan buku tadi kepada siapaun. Mengerti.”
“siapapun?”
 “iya”
“termasuk Vadas?”
“Selivia!”
“hahaha, jangan marah kir, aku hanya bercanda”
( vadas adalah teman sekelas Kirly. Seli menduga ada ketertarikan antara Kirly dan Vadas, dan itu ternyata benar. Kirly sering melihat vadas dengan tatapan kagum, begitu juga sebaliknya. Vadas adalah tipe lelaki yang pendiam tetapi riang dan ceria. Dia juga termasuk siswa pandai di sekolahnya. )
***
Kirly duduk termenung melihat rumah indahnya. Di kejauhan tampak ayahnya berlari kecil menghampirinya.
“kir, mau sate ikan nggak?”
“sate ikan? Emang ada?”
“ada, ayo kita masak. Tadi ayah memancing dapat banyak ikan”
“owh ya?”
“iya”  mereka pun berjalan beriringan menuju sungai. Tiba-tiba dalam sungai muncul ular rakasasa yang langsung menelan ayahnya. Kirly sangat ketakutan, ia pun berlari dan
“Aaargh” keringat dingin bercucuran membasahi tubuhnya. Ia lihat di sekelilingnya dan ternyata tidak ada apa-apa. Ia langsung menuju ruangan ayahnya. Ia kembali membuka buku itu dan ia tersentak melihat apa yang ia lihat. Sebuah gambar ular yang sedang membuka mulut ingin melahap rumahnya. Tangan kirly gemetaran melihatgambar itu seolah ia tidak percaya bahwa ternyata gambar di buku itu mirip apa yang ada dalam mimpinya. Di lembaran berikutnya ia mendapati sebuah cerita mirip diary tertanggal 12 Maret 1980.
“ Aku berjalan tiada henti. Hari ini mungkin menjadi hari terburuk dalam hidupku. Entah karena sebab apa ayah begitu tega terhadapku. Apakah karena aku ini anak pungut sehingga diperlakukan tidak adil begini. Bukankah rumah yang terbaik adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Mungkin aku beranggapan rumah itu adalah rumah neraka karena penghuninya adalah iblis. Sebagai seorang yang tahu balas budi aku sebenarnya tidak mau pergi dari rumah secara begini. Tapi apa mau dikata, aku sudah tidak tahan lagi. Tetapi suatu saat nanti, akan kubuktikan bahwa aku dapat hidup sukses tanpa mereka. Ejekan , makian , dan  cemoohan mereka malah memotifasi diriku. Sebagai seorang yang tidak mempunyai siapa-siapa, aku haruslah tegar. Hari-hari esok nanti, akan ku kembalikan buku ini kepada mereka. Mungkin aku, atau bukan aku. Buku ini pasti kembali. Pasti.”  Kirly baru mengerti perihal rumah neraka itu. Ia baru tahu ternyata kehidupan ayahnya begitu kelam. Ia termenung, dan mendongakkan  kepalanya. Dalam hati ia berkata apakah harus buku ini dikembalikan, tetapi siapa sebenarnya pemilik buku ini. Ia buka kembali lembaran berikutnya.  Ia lihat banyak foto-foto kenangan ayah dan ibunya. Tetapi kirly melihat ada satu foto terselip di dalamnya. Betapa terkejutnya Kirly melihat dalam foto itu ternyata tidak lain dan tidak bukan adalah vadas, Vadasan Vad. Mengapa ayah menyimpan fotonya disini. Ia juga melihat sebuah foto masa kecil ayahnya. Ia coba mengambinya, dan dalam foto itu ternyata ada sebuah alamat bertuliskan Jln. Atmajaya 103 Nglinggingan. Ia mencoba mengerti dan ia pikir mungkin ini adalah alamat dahulu ayahnya pernah tinggal. Dalam benak Kirly dalam buku ini ada sejuta misteri di dalamnya yang dirahasiakan ayahnya. Mulai dari Holmes, gambar ular, rumah neraka, vadas, dan alamat rumah. Ia tak mengerti akan hal itu. Ia pun kembali membuka lembaran berikutnya. Ia melihat wasiat ayahnya yang menceritakan keinginan ayahnya untuk mengembalikan buku itu. Juga pengertian holmes yang ternyata adalah motto hidup ayahnya. Dan ada juga tentang gambar ular itu, ternyata adalah gambar ketakutan dan kebencian ayahnya akan rumah neraka yang adalah rumah dahulu kecil ayahnya tinggal. Lalu bagaimana tentang foto vadas? Dalam hati kirly bertanya-tanya. Di akhir wasiat kirly menemukan sebuah tulisan
yang sungguh membuat kirly shock  dan tak percaya. Yaitu “ untuk anakku tercinta, Kirliani Septian & Vadasan Vad. Tulisan itu bagaikan cambuk bagi kirly. Ternyata
lelaki yang dicintainya adalah kakaknya sendiri. Pantas saja ayahnya selama ini perlakukan vadas berbeda dengan teman-teman lainnya. Tapi dalam hatinya mengapa ayahnya merahasiakan ini semua kepadanya. Karena kelelahan dan emosi yang terkuras kirly pun kembali terlelap sambil memeluk buku yang membuka semua rahasia ayahnya.

***

            Esoknya kirly segera menemui vadas di rumahnya. Tampak kirly menggenggam buku itu dengan eratnya. Kakinya melangkah satu demi satu, dengan sedikit keberanian ia menekan bel rumah berwarna biru langit itu.
“tiin, tiin, tiin” tak lama kemudian  keluarlah sesosok wanita paruh baya berjiilbab yang menatapku dengan hangat.
“kirly ya? Ada apa. Tumben datang pagi-pagi begini.”
“owh nggak ada apa-apa kok bu. Ehm, Vadasnya ada”
“owh Vadas, ada tuh di belakang. Masuk aja gi.”
“owh, iya bu. Makasih” kirly langsung menuju halaman belakang.  Disana ia melihat vadas sedang berbicara sendiri dengan ayam-ayamnya. Kirly sedikit tersenyum kecut melihatnya. Melihat tingkah kirly yang demikian, kontan membuat vadas tersipu malu. Ia menjadi salah tingkah dan agak kikuk.
“lagi main ama ayam nih.”
“owh, kirly. Kok datang nggak bilang dulu”
“owh, jadinya nggak suka nih aku datang. Yaudah aku pulang aja”
“eh, bukan gitu maksudku, tapi kan aku sedikit kaget kamu datang. Eh, boleh tau ada apa ya, kok tumben”
“ehm, gini vad. Ada sesuatu yang harus aku bicarakan. Sesuatu yang mungkin tidak kamu duga sebelumnya. Di buku ini tersimpan sejuta rahasia besar  ayahku. Aku tidak mengerti apa maksudnya. Tapi dalam cerita di buku itu, kamu adalah kakak kandungku”
vadas sangat terkejut mendengar hal itu.  dengan mata yang tajam ia menatapku dengan perasaan bercampur-campur. Tak lama setelah itu vadas langsung berlari menuju kamar ibunya.
“DUBRAK” vadas menbanting pintu ibunya. Kirly pun segera menyusul vadas karena takut terjadi apa-apa.
“vadas”
“DIAM” kirly pun langsung diam tanpa kata. Ibunya keheranan melihat tingkah vadas yang tidak seperti biasanya. Mungkin vadas sedang ada masalah, pikirnya.
“vad, ada apa nak. Sepertinya kamu ada masalah”
“bu, tolong ibu katakan siapa sebenarnya ayah vadas”
“maksudmu?”
vadas langsung membanting buku itu di depan ibunya. Dengan meneteskan air mata ia berkata.
“bu, dalam buku itu tertulis bahwa aku dan kirly adalah saudara kandung bu. Tolong ibu ceritakan apa yang sebenarnya terjadi” . dengan sedikit menghela nafas ibunya berkata
“nak, mungkin sudah waktunya kalian tahu. 15 tahun yang lalu, ibu dan pak fajar, yaitu ayahnya kirly membuat suatu perjanjian. Yaitu tidak pernah membicarakan hal ini dan merahasiakan tentang status ayahmu.  Waktu itu kamu masih kecil nak. Sebenarnya dahulu ibu dan pak fajar adalah suami isteri. Waktu itu kami masih sangat muda sehingga tidak bisa menjaga emosi. Kita pun akhirnya bercerai. Kamu, vadas ikut ibu, sedangkan kirly yang waktu itu masih bayi ikut pak fajar. Sejak saat itu, kita tak pernah berkomunikasi lagi. Kita pun merahasiakan kalau kalian adalah saudara kandung.”
“tapi mengapa kalian bercerai?, mengapa ibu  merahasiakan status hubungan antara aku dan kirly?, mengapa?”
“KARENA FAJAR ADALAH ANAK ANGKAT. Ia dendam karena dahulu ia diperlakukan tidak baik di rumah kami. Maaf  nak, tapi inilah jalan yang terbaik”
“jalan yang terbaik? Dengan memisahkan kita ibu bilang itu jalan yang terbaik?”
“maafkan kami nak” ter
lihat ibunya meneteskan air mata untuk terakhir kalinya.


THE END







Facebook Twitter RSS