apresiasi sastra


Apresiasi diserap dari bahasa Inggris Apreciation yang berarti pertimbangan, penilaian, pemahaman dan pengenalan yang tepat. Apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin pemahaman dan pengakuan terhadap nilai – nilai keindahan yang diungkap pengarang. Apresiasi sebagai suatu proses yang melibatkan tiga unsur inti yakni aspek kognitif, aspek emotif dan evaluatif. Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan intelektual pembaca dalam usaha memahami unsur–unsur sastra yang bersifat obyektif. Unsur dalam karya sastra yang bersifat obyektif disebut dengan unsur intrinsik. Unsur karya sastra yang berada diluar teks disebut ekstrinsik.
Kegiatan yang dilakukan untuk memahami atau mengintreprestasikan unsur–unsur yang terkandung dalam teks disebut penafsiran ( Sayuti 1996: 3 ) Aspek emotif adalah aspek yang berkaitan dengan emosi pembaca dalamupayanya menghayati unsur–unsur keindahan teks sastra. Aspek evaluatif berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik, buruk, indah, tidak indah, sesuai atau tidak sesuai serta sejumlah ragam penilaian lain yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal dimiliki oleh pembaca ( Aminuddin 2000:35 ).
Dalam kegiatan apresiasi karya sastra dilakukan dengan sungguh–sungguh akan memperoleh kenikmatan. Menikmati karya sastra kita akan memperoleh kepuasan karena dapat menikmati sesuatu yang bernilai dalam karya sastra yang kita baca. Untuk dapat menikmati karya sastra dengan sebenar- benarnya terlebih dahulu memahami tentang keadaan apresiasi itu sendiri. Keadaan apresiasi pada kenyataannya bertingkat – tingkat, Baribin (1990:15–16), mengemukakan tentang tingkat – tingkat apresiasi sastra yaitu :
1        Apresiasi tingkat pertama terjadi apabila seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam sebuah karya. Ia terlibat secara intelektual, emosional, dan imajinatif dengan karya itu. Dalam peristiwa seperti itu, pikiran, perasaan, dan khayal seseorang untuk melakukan kegiatan sesuai dengan yang diinginkan oleh penciptanya.
2        Apresiasi tingkat kedua terjadi apabila daya intelektual pembaca bekerja lebih giat. Pada tingkat ini pembaca mulai bertanya pada dirinya sendiri tentang makna pengalaman yang didapatnya dari karya sastra itu.
3        Apresiasi tingkat ketiga, pembaca menyadari bahwa suatu karya sastra adalah gejala yang bersifat historis. Karya sastra yang diciptakan tidak lepas dari faktor waktu dan tempat, bahkan merupakan ungkapan dari jalinan pengaruh faktor itu yang berlaku terhadap jiwa dan kepribadian sastrawan.
Berdasarkan tingkat – tingkat apresiasi di atas Baribin memberikan definisi tentang apresiasi sastra ialah perbuatan yang dilakukan dengan sadar menumbuhkan kegairahan kepadanya dan memperoleh kenikmatan daripadanya (1990:16). Kegiatan apresiasi sastra dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman berkenaan dengan sastra. Pengalaman dengan sastra itu menimbulkan perubahan dan penguatan tingkah laku. Jadi kegiatan apresiasi akan memberikan pengalaman belajar apresiasi yang hasilnya terdapat perubahan atau penguatan tingkah laku terhadap nilai yang terkandung dalam karya sastra.

Facebook Twitter RSS