Menyontek awal menjadi koruptor

 www.facebook.com
Para plajar kini nekat menyontek karena hanya ada 2,6 juta kursi mahasiswa baru untuk pelajar lulusan sekolah menengah yang jumlahnya mencapai 9,5 juta. Sepertinya bukan salah bila negeri ini dipenuhi dengan para koruptor. Sejak muda, system pendidikan yang disediakan telah menjadikan ketidakjujuran terbangun secara kuat dalam diri. System penilaian yang lebih mengutamakan otak pengingat, menjadikan sebagian besar siswa yang belum mampu membangun system pengingat, memerlukan alat bantu. ”membatik” merupakan sebuah pola yang umumnya diterapkan, baik membatik di atas meja, dinding, kertas, hingga di balik pakaian atau di tubuh. Ketika ini kemudian terjadi secara berulang, dua hal yang dimatikannya yaitu kejujuran dan kreativitas. Hingga saat ini korupsi telah menjadi budaya, lebih dikarenakan paham ketidakjujuran telah mendarah daging. Ketidakjujuran menyatu dalam setiap aliran darah dan napas kehidupan. Hasilnya adalah kapasitas menjadi koruptor menjadi semakin mapan dan dikuasai secara maksimal. Akhirnya, hanya mereka yang belum mempunyai kesempatan yang tidak akan korupsi. Perlu ada reformasi dalam dunia pendidikan yang lebih mengutamakan pemahaman siswa dari pada daya ingat siswa. Dan sebaiknya dari masih belia ditanamkan jiwa kejujuran yang kuat serta iman dan moral yang baik.


Sumber: risky Says
(dengan pengubahan seperlunya)

Facebook Twitter RSS